Nama : Boby Pahlevi Cagar
Perkasa
Kelas : 1KA15
NPM : 12114213
1. -
Pengertian Ilmu Sosial Dasar
>
Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial,
khususnya yang diwujudkain oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian
(fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian
dalam lapangan ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, ekonomi, geografi sosial,
sosiologi, antropologi, psikologi sosial.
-Tujuan Ilmu Sosial Dasar
a. Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan
sosial
dan masalah-masalah sosial
yang ada dalam masyarakat.
b. Peka terhadap
masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut
serta dalam usaha-usahamenanggulanginya.
c. Menyadari bahwa setiap
masalah sosial yang timbul dalam
masyarakat selalu
bersifat kompleks dan hanya dapat
mendekatinya
mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner.
d. memahami jalan pikiran
para ahli dari bidang ilmu pengetahuan
lain dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka
penanggulangan masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat.
-Kelompok
Kelompok Ilmu Pengetahuan
a. Natural Sciences (Ilmu-ilmu
Alamiah), meliputi: Fisika, Kimia,
Astronomi, Biologi dan
lain-lain.
b. Sosial Sciences (Ilmu-ilmu
Sosial), terdiri dari : Sosiologi,
Ekonomi, Politik
Antropologi, Sejarah, Psikologi, Geografi dan
lain-lain.
c. Humanities (Ilmu-ilmu
Budaya) meliputi : Bahasa, Agama,
Kesusastraan, Kesenian dan lain-lain.
-Perbedaan ISD dan IPS
-Ilmu Sosial Dasar
ilmu yang menjuru pada satu bidang atau
Hanya berpatokan pada
bidang nilai cara bersosialisasi dengan
sesama manusia, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu
yang mempunyai banyak
bidang dan tujuan sama yaitu demi
bersosialisai dengan dibagi
menjadi beberapa bidang seperti itu
ilmu
pengetahuan sosial mempunyai banyak kegunaan.
-Ilmu Sosial Dasar
mengambil nilai suatu sosial dari fakta dan
juga teori nilai akan
tetapi Ilmu Pengetahuan Sosial
semuanya
penuh dengan perhitungan
yang tepat.
2. –Faktor demografi yang
mempengaruhi
pertambahan
Penduduk
1. Kematian
adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
2.
Kelahiran
bersifat menambah jumlah penduduk.
3. Migrasi
penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain.
-Macam
macam Migrasi
Pertama , Migrasi
Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
- Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu negara
- Emigrasi =>
Keluarnya penduduk ke negara lain
- Remigrasi =>
Kembalinya penduduk ke negara
Kedua , Migrasi Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
- Urbanisasi =>
Dari Desa ke Kota
- Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
- Ruralisasi =>
Dari Kota ke Desa
- Evakuasi =>
Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman.
-Struktur
Penduduk
- Piramida Penduduk Muda : Piramida ini menggambarkan komposisi
penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran
lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada
negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil
dan Indonesia.
- Piramida Stationer : Bentuk piramida ini menggambarkan
keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk
system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda
dan Skandinavia.
- Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan
tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin
pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk
piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan
Perancis.
-Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Perkembangan Budaya Indonesia
salalu saja naik dan turun. Pada awalnya, indonesia
sangat banyak mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu,
hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk indonesia sendiri, tetapi sekarang-sekarang ini
budaya indonesia agak
menurun dari sosialisasi penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu
budaya Indonesia.
Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang,
dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah
berkembang menjadi masyarakat modern. Namun akhir-akhir ini indonesia semakin gencar membudidayakan sebagian
budaya indonesia, buktinya,
masyarakat luar lebih mengenal budaya indonesia
dibandingkan masyarakat indonesia.
Sebagai contoh adalah batik hasil
dari budaya indonesia,
batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang diminati oleh
masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah diresmikan bahwa
batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat tanggal 02 oktober
2009 sebagai warisan budaya indonesia,
dan hari itulah ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
-Kebudayaan Barat
Kebudayaan Barat sudah
mendominanisasi segala aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat. Kebudayan
Barat hanya sebagai petaka buruk bagi Timur. Timur yang selalu berperadaban
mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti kebudayaan Barat. Masuknya budaya
Barat ke Indonesia
disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia.
Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang
kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat
luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing
tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh kebudayaan
yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan.
Secara timbal balik, tiap peradaban akan berpengaruh satu sama lain. Hukum
sosial berlaku bagi semua peradaban. Peradaban yang maju, pada suatu masa,
cenderung memiliki perngaruh yang luas bagi peradaban-peradaban lain yang berkembang
belakangan. Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat)
tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal. Minimnya pengetahuan
menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan yang melahirkan jenis kebudayaan baru.
Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara
mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat
luar biasa.
3. Tulisan
> Kebudayaan yang
berkaitan dengan daerah asal
masing masing mahasiswa.
ISLAM DALAM
BUDAYA JAWA
Hubungan
antara Islam dan budaya Jawa dapat di katakana sebagai dua sisi mata uang yang
tidak dapat terpisahkan, yang secra bersama sama menentukan nilai mata uang
tersebut. Pada satu sisi, Islam yang datang dan berkembang di Jawa di pengaruhi
oleh kultur atau budaya Jawa. Sementara itu sisi kedua , budaya Jawa makin di
perkaya oleh khazanah Islam. Dengan demikian, perpaduan antara keduanya
menampilkan atau melahirkan cirri yang khas sebagai budaya yang singkretis,
yakni Islam Kejawen (agama islam yang bercorak kejawen). Pada titik inilah
terjadi semacam “simbiosis mutualisme” antara Islam dan budya Jawa. Keduanya
(yang kemudian tergabung menjadi satu) dapat berkembang dan di terima
masyarakat Jawa tanpa menimbulkan friksi dan ketegangan. Padahal, antara
keduanya sesungguhnya terdapat beberapa celah yang memungkinkan untuk saling
berkonfrontasi.
Untuk
mengetahui lebih lanjut hal itu, pembahasan tentang Islam dalam budya Jawa di
bagi atas dua sub bab, yakni tentang sekitar masuknya Islam atau islamisasi di
Jawa dan singkretisme antara islam dan budaya Jawa. Sekitar masuknya Islam di
Jawa tersebut di anggap perlu di kemukakan meskipun hanya secara sepintas untuk
melihat sebuah proses sejarah yang panjang sehingga terjadi singkretisasi yang
harmonis.
ISLAMISASI
DI JAWA
Tentang masuknya Islam di Jawa masih terjadi perdebatan. Padahal, seperti
dinyatakan oleh Ricklefs dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern (1995:3),
penyebaran agama islam itu merupakan suatu proses yang sangat penting tersebut
justru menjadi sesuatu yang yang paling tidak jelas? Menurut Rickles, hal itu
disebabkan oleh minimnya peninggalan tertulis dan juga sangat informatifnya
sumber sumber yang dapat di peroleh yang menjadi bukti tentang islamisasi di
Jawa. Berkaitan dengan hal tersebut masing masing pakar (sejarawan) memiliki
dasar argumentasi untuk menetapkan kapan kira kira Islam datang di Jawa.
Menurut B.J.O Schrieke, Islam masuk di
Jawa pada tahun 1416 Masehi. Perkiraan ini sangat mungkin di dasarkan atas
berita dari Ma Huan. Pada tahun 1416 Ma Huan, seorang muslim cina, mengunjungi
daerah pesisir Jawa dan memberikan suatu laporan di dalam bukunya yang berjudul
Ying-yai Sheng-lan (peninjauan tentang pantai pantai samudra) yang di tulis
pada tahun 1451. Dalam laporanya disebutkan tentang orang orang islam yang
bertempat tinggal di gersik, termasuk orang orang Islam dari barat
(Arab,Persia, dan Gujarat atau India) atau orang cina (beberapa di antaranya
beragama islam). Hal itu menjadi bukti kongkret bahwa di pusat mapahit ataupun
di pesisir, terutama di kota
pelabuhan, telah terjadi Islamisasi dan terbentuknya masyarakat muslim dari
berbagai ras. Agaknya, pendapat Schrieke ini tidak bertolak belakang pada awal
masuknya Islam di Jawa, tetapi bertolak belakang dengan bukti tentang adanya
proses Islamisasi yang telah berlangsung di Jawa sehingga masyarakat Jawa di
beberapa wilayah tersebut telah membentuk suatru komunitas muslim.
Berbeda
dengan pendapat Schrieke, menurut J.P Moquette, kedatangan Islam di Jawa jauh
lebih awal dari perkiraan tahun tersebut. Hal itu trbukti dengan di temukannya
batu nisan seorang wanita bernama Fatimah binti Maimun di Leran (Gersik) yang
berangka tahun 475 H atau 1082 M. meskipun demikian, hal itu belum berarti
adanya prosese islamisasi di Jawa karena tidak da bukti bukti yang menunjukan
hal itu.
Jadi,
pendapat Moquette tersebut semata mata di dasarkan pada peninggalan paling kuno
yang menyebutkan adanya bukti (orang) Islam telah ada di Jawa. Berkaitan dengan
penemuan batu nisan tersebut Ricklefs (1995:3) pun menyaksikan apakah kuburan
itu benar benar berada di Jawa atau batu itu di angkut dan di letakan di Leran
beberapa waktu sepeninggalan wanita muslim non_Jawa itu karena beberapa alas
an, misalnya sebagai pemberat pada sebuah kapal. Selain itu, meurut Simuh
(1996:2), jejak jejak sejarah yang hanya berupa nama itu belum bias
menggambarkan keadaan agama yang mereka anut dan paham keislamanya.
Demikianlah, karena sejak akhir abad ke 11 hingga abad ke 13 bukti bukti
peninggalan, baik kepurbakalan (prasasti) maupun berita berita dari asing
tentang kedatangan Islam di Jawa masih sangat sedikit, seprti juga di kemukakan
oleh Rickkles, Islamisasi di Jawa belum dapat di ketahui secara pasti. Schierke
mengemukakan ada du kemungkinan masuknya Islam di Jawa, yaitu (1) penduduk
pribumi berhubungan dengan pedagang pedagang dan kemudian menganutnya , (2)
orang orang asing Asia (Arab,India,Cina) yang telah memeluk agama Islam datang
bertempat tinggal secara permanen di Jawa dengan melakukan perkawinan dengan
orang pribumi Jawa.
SINGKRITISME ISLAM DAN
BUDAYA JAWA
Dari pembahasan di depan Islamisasi di Jawa dapat di terima dengan mudah tanpa
adanya pertentangan oleh orang orang atau msyrakat Jawa karena ajaranya yang
berbau mistik (Tasawuf). Dengan kata lain, karena ajaran tasawuf bersifat
supel dan suka berasimilasi menerima aneka ragam tradisi setempat, ajran ini
menarik perhatian masyarakat Jawa. Khusus berbicara tentang Islamisasi di
Indonesia, Aceh (1987:5) menyatakan bahwa para penyebar agama pada awalnya
datang di Indonesia
(Samudra Pasai) telah membawa ajaran tasawuf.
Dalam bentuk tasawuf itu pula agama Islam di sesuaikan dengan struktur social
dan filosofis masyarakat setempat sehingga dengan mudahnya Islam dapat di
terima masyarakat tanpa pertentangan (Buchari, 1971:32). Penerimaan secara
sukarela ini karena adanya keseuaian antara ajaran tasawuf dengan kepercayaan
masyarakat yang bersangkutan. Adapun kesesuaian tersebut adalah adanya paham
bahwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan (wihdatul wujud) (Hadiwijoyo,
1983:74).
Comments
Post a Comment