Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan.
Ketika seseorang sedang menalarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapatkan sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak diderasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan ? disitulah nalar kita bekerja. Mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh. Ciri-ciri penalaran :
1.
Adanya suatu pola berpikir yang secara luas disebut logika.
2. Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
10.1. Ketidakpastian
Ketidakpastian dapat dianggap sebagai
suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan.
Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita
dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan
suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin
menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu
terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian
keuangan.
Sejumlah teori yang
berhubungan dengan ketidakpastian telah ditemukan, diantaranya probabilitas
klasik, probabilitas Bayes, teori Hartley yang berdasarkan pada himpunan
klasik, teori Shanon yang didasarkan pada peluang, teori Dempester-Shafer dan
teori fuzzy Zadeh. Contoh-contoh klasik system pakar yang sukses yang
bergubungan dengan ketidakpastian adalah MYCIN yang berguna untuk diagnose
medis dan PROSPECTOR untuk eksplorasi mineral.
Banyak kemungkinan dan ketidakpastian menyertai dalam masalah dan solusinya.
Ada beberapa sumber dari ketidakpastian, beberapa diantaranya adalah :
1. Masalah
Beberapa masalah meliputi factor-faktor yang
oleh sifat mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh, dalam pengobatan,
penyakit yang sama dapat member gejala yang berbeda untuk pasien yang lain.
2. Data
Beberapa masalah mungkin memiliki batasan yang
kurang jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah mungkin mengetahui
beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak mengetahui lainnya.
Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau tidak diketahui.
3. Pakar
Manusia sering dapat memakai pengetahuan mereka
tanpa mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu sendiri. Mereka mungkin
harus meningkatkan secara detail apa yang mereka lakukan dan bagaimana dan
tampak tak jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri.
4. Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana tidak
terdapat pakar yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama lain
dan tak seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu dapat
berupa strategi militer.
10.2. Probabilitas dan
Teorema Bayes
Dalam teori probabilitas
dan statistika, Pengertian Teorema Bayes adalah teorema yang
digunakan untuk menghitung peluang dalam suatu hipotesis, Teorema bayes
dikenalkan oleh ilmuan yang bernama Bayes yang ingin memastikan keberadaan
Tuhan dengan mencari fakta di dunia yang menunjukan keberadaan Tuhan. Bayes
mencari fakta keberadaan tuhan didunia kemudian mengubahnya dengan nilai
Probabilitas yang akan dibandingkan dengan nilai Probabilitas. teorema ini juga
merupakan dasar dari statistika Bayes yang memiliki penerapan dalam ilmu
ekonomi mikro, sains, teori permain, hukum dan kedokteran.
Teorema Bayes akhirnya
dikembangkan dengan berbagai ilmu termasuk untuk penyelesaian masalah sistem
pakar dengan menetukan nilai probabilitas dari hipotesa pakar dan nilai
evidence yang didapatkan fakta yang didapat dari objek yang
diagnosa. Teorama Bayes ini membutuhkan biaya komputasi yang mahal
karena kebutuhan untuk menghitung nilai probabilitas untuk tiap nilai dari
perkalian kartesius. penerapan Teorema Bayes untuk mencari penerapan dinamakan
inferens Bayes.
Misalkan kawan Anda
bercerita dia bercakap-cakap akrab dengan seseorang lain di atas kereta api.
Tanpa informasi tambahan, peluang dia bercakap-cakap dengan perempuan adalah
50%. Sekarang misalkan kawan Anda menyebut bahwa orang lain di atas kereta api
itu berambut panjang. Dari keterangan baru ini tampaknya lebih bolehjadi kawan
Anda bercakap-cakap dengan perempuan, karena orang berambut panjang biasanya
wanita. Teorema Bayes dapat digunakan untuk menghitung besarnya peluang bahwa
kawan Anda berbicara dengan seorang wanita, bila diketahui berapa peluang
seorang wanita berambut panjang.
Misalkan:
·
W adalah kejadian
percakapan dilakukan dengan seorang wanita.
·
L adalah kejadian
percakapan dilakukan dengan seorang berambut panjang
·
M adalah kejadian
percakapan dilakukan dengan seorang pria
Kita dapat berasumsi bahwa wanita adalah
setengah dari populasi. Artinya peluang kawan Anda berbicara dengan wanita:
P(W) = 0,5
Misalkan juga bahwa diketahui 75 persen wanita
berambut panjang. Ini berarti bila kita mengetahui bahwa seseorang adalah
wanita, peluangnya berambut panjang adalah 0,75. Kita melambangkannya sebagai:
P(L|W) = 0,75
Sebagai keterangan tambahan kita juga
mengetahui bahwa peluang seorang pria berambut panjang adalah 0,3. Dengan kata
lain:
P(L|M) = 0,3
Di sini kita mengasumsikan bahwa seseorang itu
adalah pria atau wanita, atau P(M) = 1 - P(W) = 0,5. Dengan kata lain M adalah
kejadian komplemen dari W.
Tujuan kita adalah
menghitung peluang seseorang itu adalah wanita bila diketahui dia berambut
panjang, atau dalam notasi yang kita gunakan, P(W|L). Di sini kita menggunakan
aturan peluang total. Dengan memasukkan nilai-nilai peluang yang diketahui ke
dalam rumus di atas, kita mendapatkan peluang seseorang itu wanita bila diketahui
dia berambut panjang adalah 0,714. Angka ini sesuai dengan intuisi awal kita,
bahwa peluang kawan kita itu bercakap-cakap dengan wanita meningkat.
Dari contoh di atas kita bisa merumuskan
teorema Bayes secara umum.
10.3. Faktor Kepastian
(Certainty Factor)
Faktor
kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN.
Certanity Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN
untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. CF menunjukkan ukuran kepastian
terhadap suatu fakta atau aturan. Notasi faktor kepastian adalah :
Dengan:
CF [h,e] = faktor kepastian
MB
[h,e] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e
(antara 0 dan 1)
MD
[h,e] = ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesa h, jika
diberikan evidence e (antara 0 dan 1)
e = evidence (peristiwa atau fakta)
h = hipotesa (dugaan)
Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah
aturan dengan CF yang diberikan oleh seorang pakar:
JIKA batuk
DAN demam
DAN sakit kepala
DAN bersin-bersin
MAKA influensa, CF: 0,7
Metode certainty factor ini hanya bisa mengolah 2 bobot dalam sekali
perhitungan. Untuk bobot yang lebih dari 2 banyaknya, untuk melakukan
perhitungan tidak terjadi masalah apabila bobot yang dihitung teracak, artinya
tidak ada aturan untuk mengkombinasikan bobotnya, karena untuk kombinasi
seperti apapun hasilnya akan tetap sama. Misalnya, untuk mengetahui apakah
seorang pasien tersebut menderita penyakit jantung atau tidak, dilihat dari
hasil perhitungan bobot setelah semua keluhan-keluhan diinputkan dan semua
bobot dihitung dengan menggunakan metode certainty factor. Pasien yang divonis
mengidap penyakit jantung adalah pasien yang memiliki bobot mendekati +1 dengan
keluhan-keluhan yang dimiliki mengarah kepada penyakit jantung. Sedangkan
pasien yang mempunyai bobot mendekati -1 adalah pasien yang dianggap tidak
mengidap penyakit jantung, serta pasien yang memiliki bobot sama dengan 0
diagnosisnya tidak diketahui atau unknown atau bisa disebut dengan netral.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty
Factor
Kelebihan Certainty Factor:
a.
Metode ini cocok dipakai
dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam
mendiagnosa penyakit.
b.
Perhitungan dengan
menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengelola dua data saja
sehingga keakuratan data dapat terjaga.
Kekurangan Metode Certainty Factor :
a.
Ide umum dari pemodelan
ketidakpastian manusia dengan menggunakan numerik metode certainty factors
biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula
untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran.
b.
Metode ini hanya dapat
mengolah ketidakpastian/kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa
kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah.
c.
Nilai CF yang diberikan
bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda
tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar.
10.4. Teori
Dempster-Shafer
Teori Dempster-Shafer (
DST ) merupakan teori matematika dari evidence. Teori tersebut dapat
memberikan sebuah cara untuk menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan
mendatangkan/memberikan tingkat kepercayaan (direpresentasikan melalui fungsi
kepercayaan) dimana mengambil dari seluruh evidence yang tersedia. Teori
tersebut pertama kali dikembangkan oleh Arthur P. Dempster and Glenn
Shafer.
Dalam sebuah akal yang sempit, definisi
teori Dempster-Shafer mengacu pada konsepsi original dari pada teori
oleh Dempster dan Shafer. Bagaimanapun, merupakan sebuah teori yang biasa
digunakan untuk mendefinisikan akal secara lebih luas dari beberapa pendekatan
umum serupa, sebagaimana telah diadaptasi untuk beberapa jenis dari situasi.
Pada situasi tertentu , banyak penulis telah menawarkan aturan berbeda untuk
menggabungkan barang bukti, biasanya dengan melihat kembali dan menangani
konflik barang bukti secara lebih baik.
Teori Dempster–Shafer merupakan
generalisasi dari teori Bayesian probabilitas subjektif. Dimana kebutuhan
probabilitas yang akan dibutuhkan untuk setiap pertanyaan dari keinginan,
fungsi kepercayaan berdasarkan pada tingkat kepercayaan ( percaya diri atau
percaya ) untuk sebuah pertanyaan dalam probabilitas untuk sebuah pertanyaan
tertentu. Derajat kepercayaan dapat memiliki atau tidak memiliki properti
matematika dari probabilitas, berapa banyak perbedaan yang bergantung dari
seberapa dekat 2 buah pertanyaan berelasi. Tempatkan di jalur lain, yang
merupakan jalur untuk merepresentasikan epistemic plausibilitas, tetapi hal
tersebut dapat memberikan hasil jawaban yang kontradiksi dimana dapat
dihasilkan menggunakan teori probabilitas.
Melalui yang digunakan sebagai metode dari
penggabungan sensor, teori dempster shafer beradasarkan pada dua ide :
memperoleh tingkat kepercayaan untuk sebuah pertanyaan dari probabilitas
subjektif dimana dapat berdasarkan pada item independent sebuah barang bukti.
Dengan esensi, derajat dari kepercayaan dalam sebuah proporsi yang bergantung
secara primer daripada jumlah jawaban ( untuk pertanyaan yang berelasi ) yang
berisikan proposi. Dan probabilitas subjektif untuk setiap pertanyaan. Dan juga
berkontribusi pada aturan dari kombinasi yang merefleksikan asumsi umum
mengenai data.
Melalui formalisasi sebuah derajat kepercayaan
( dan juga diferensikan secara umum ) merupakan sebuah representasi sebagai
fungsi kepercayaan dari pada distribusi probabilitas Bayesian . Nilai
probabilitas diberikan untuk sekumpulan dari kemungkinan daripada sebuah acara
tunggal. : melalui perbandingan tersebut ditetapkan dari fakta dimana secara
natural menyandikan barang bukti sesuai dengan keinginan dari proporsi.
Kerangka shafer’s dapat memberikan kepercayaan
mengenai proposi untuk dapat direpresentasikan sebagai interval, diliputi
dengan 2 buah nilai, keperyaan ( atau dukungan ) dan hal yang masuk akal.
belief
≤ plausibility
Kepercayaan dalam
hipotesis di konstitusikan melalui jumlah dari masa dari keseluruhan kumpulan
dengan (seperti jumlah dari masa untuk keseluruhan subset dari hipotesis ).
Merupakan jumlah dari kepercayaan dimana secara langsung mendukung sekumpulan
hipotesis yang diberikan terakhir, membentuk dasar.
Kepercayaan ( biasanya
dinotasikan dengan Bel ) mengukur kekuatan dari barang bukti dalam kesukaan
dari sekumpulan atau proporsi. Memiliki rentang antara 0 ( mengindikasikan
tidak ada barang bukti ) sampai 1 ( yang menunjukan kepastian ). Hal yang masuk
akal merupakan 1 dikurangi jumlah dari masa dari semua kumpulan masa untuk
seluruh kumpulan yang berinterseksi dengan hipotesis adalah kosong.
Belief (Bel) adalah
ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika
bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1
menunjukkan adanya kepastian. Dimana nilai bel yaitu (0-0.9).
Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s) = 1 – Bel (-s) Plausibility juga
bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan-s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(-s)=1,
dan Pl(-s)=0.
Contoh :
Diketahui nilai belief adalah 0,5 dan nilai plausibility adalah 0,8 untuk
proposisi “the cat in the box is dead”
Bel = 0,5
Fakta yang mendukung proposisi tersebut memiliki nilai kepercayaan sebesar 0,5
Pl = 0,8
Fakta yang melawan proposisi tersebut hanya memiliki nilai kepercayaan sebesar
0,2
Pada teori
Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discernment (θ) yaitu semesta
pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Nilai probabilitas densitas (m)
mendefinisikan elemen-elemen θ serta semua subsetnya. Jika θ berisi n
elemen, subset dari θ adalah 2n
Merupakan sebuah batas
atas dari kemungkinan dimana hipotesis dapat menjadi benar. Dapat memungkinkan
menjadi kondisi dari sistem menuju nilai yang diinginkan, dikarenakan terdapat
banyak barang bukti, dikarenakan terdapat banyak barang bukti yang kontradiksi
hipotesis. Plausability ( hal yang masuk akal ) didefinisikan sebagai Pl(s) = 1
– Bel ( ~s). juga memiliki rentang dari 0 sampai 1 dan mengukur tambahan dimana
setiap barang bukti merupakan selera dari ~s merupakan ruang diluar dari pada
s.
Tabel Probabilitas
Hypothesis
|
Mass
|
Belief
|
Plausibility
|
Null (neither alive nor dead)
|
0.0
|
0.0
|
0.0
|
Alive
|
0.2
|
0.2
|
0.5
|
Dead
|
0.5
|
0.5
|
0.8
|
Either (alive or dead)
|
0.3
|
1.0
|
1.0
|
DAFTAR PUSTAKA:
Comments
Post a Comment